tag:blogger.com,1999:blog-16670579515111405362024-03-12T19:41:08.945-07:00NOT IMPORTANT DIARYI love my life, I love God, I love all people in My lifescorvgirlhttp://www.blogger.com/profile/03202825113465994672noreply@blogger.comBlogger2125tag:blogger.com,1999:blog-1667057951511140536.post-86173876060474180582009-05-27T07:15:00.000-07:002009-05-27T22:51:56.353-07:00SPMB TRANSLATEThis article from SPMB Questions. I try to translate it.<br /><br />About two-thirds of the world's population is expected to live in cities by the year 2020 and, according to the United Nations, approximately 33.7 billion people will inhabit urban areas some ten years later. As cities grow, so does the number of buildings that characterize them: office towers, factories, shopping malls, and high-rise apartment buildings. These structures depend on artificial ventilation systems to keep clean and cool air flowing to the people inside. We know these systems by the term 'air-conditioning'.<br /><br />Although many of us may feel air-conditioners bring relief from hot, or polluted outside air, they pose many potential health hazards. Much research has looked at how the circulation of air inside a closed environment - such as an office building - can spread disease or expose occupants to harmful chemicals.<br /><br />One of the more widely publicized dangers is that of Legionnaire's disease, which was first recognized in the 1970s. This disease was found to have affected people in buildings with air-conditioning systems in which warm air pumped out of the system's cooling towers somehow flowed back into the building, in most cases owing to poor design. This warm air was, needless to say, the perfect environment for the rapid growth of disease-carrying bacteria originating from outside the building, where it existed in harmless quantities. The warm, bacteria-laden air was combined with cooled, conditioned air and was then circulated around various parts of the building. Studies showed that even people outside such buildings were at risk if they walked past air exhaust ducts. Cases ol Legionnaire's disease are becoming fewer with system design and modifications to older systems, but many older buildings, particularly in developing countries, require constant monitoring.<br /><span class="fullpost"><br />Translate:<br />Sekitar dua per tiga dari populasi dunia diharapkan hidup di perkotaan pada tahun 2020 dan, menurut PBB, kira-kira 33.7 miliar orang akan menghuni daerah urbanisasi sekitar 10 tahun lagi. Selayaknya kota yang tumbuh, beberapa bangunan yang mencirikannya, Menara kantor, pabrik-pabrik, pusat perbelanjaan, dan gedung apartemen bertingkat tinggi. Struktur ini bergantung bentuk sistem ventilasi untuk menjaga kebersihan dan suhu udara yang mengalir di sekitar orang di dalamnya. Kita mengenal sistem ini dengan istilah "air conditioning"<br /><br />Meskipun banyak orang menganggap air-conditioner menolong kita dari panas atau udara luar yang tercemar, mereka menghadapi banyak potensi bahaya untuk kesehatan. Banyak penelitian meneliti bagaimana sirkulasi udara di dalam lingkungan yang tertutup -seperti gedung perkantoran-, bisa menyebarkan penyakit atau menghujani penghuni dengan bahan-bahan kimia yang berbahaya.<br /><br />Satu dari lebih banyak bahaya yang dipublikasikan adalah penyakit Legionaire, yang pertama kali diidentifikasi pada tahun 1970. Penyakit ini mempengaruhi orang-orang yang tinggal di gedung dengan sistem air conditioning yang dimana udara panas dipompa keluar sistem pendingin tower kadang-kadang mengalir kembali ke dalam gedung, kasus terbanyak karena gedung-gedung ini miskin desain. Udara panas ini adalah, tidak perlu dikatakan, lingkungan yang sempurna untuk pertumbuhan cepat bakteri pembawa penyakit yang berasal dari luar gedung, dimana berada dalam kuantitas yang membahayakan. Udara panas yang sarat bakteri berkombinasi dengan dingin, udara ini bersirkulasi di berbagai bagian gedung. Penelitian memperlihatkan bahwa meskipun mereka berada di luar gedung, mereka ada dalam bahaya jika berjalan di sekitar udara ini. Kasus penyakit Ol Legionaire's akan berkurang dengan desain dan modifikasi dari sistem lama, tapi banyak bangunan-bangunan tua, kebanyakan di negara-negara berkembang, memerlukan pengawasan.<br /></span>scorvgirlhttp://www.blogger.com/profile/03202825113465994672noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-1667057951511140536.post-7660534177245346672009-05-24T00:02:00.000-07:002009-07-15T01:06:35.061-07:00THE MYSTERY OF MIGRATING ANIMAL<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_TPioCpgVb2I/ShZeSRUy-0I/AAAAAAAAAJ0/b24_vwSrxEM/s1600-h/hero7208.jpg" rel="nofollow"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 110px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_TPioCpgVb2I/ShZeSRUy-0I/AAAAAAAAAJ0/b24_vwSrxEM/s200/hero7208.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5338558076275587906" /></a><br />This is question in SPMB regional III. I try to translate that into Indonesian. It will be useful for me. I may improve my English. You can put your opinion of my translate in bottom of this post as a comment.<br /><br />One of the most mysterious things in nature is the ability of certain creatures to find their way home, sometimes from great distances. Birds are not the only ones who can do this. Bees, eels, and salmon are able to return to a particular place after doing journeys, too.<br /><br />Most migrations take place between breeding grounds and regions where animals feed. For some animals, such as the lemming, the move is a one-way trip. Scientists call this movement emigration, because these animals never return to their homes. For other animals, such as birds, the migration includes a return trip home. Birds move in periodic migration, or at regular times during their lives, and often to the same place year after year.<br /><br />Many experiments have been made with birds in an attempt to find out what guides them on their way home. In one case, seven swallows were taken 400 miles from home. When they were set free, five of them returned to their nests. In another case, a certain kind of sea bird was taken from its nests on the Welsh coast to Venice by plane. When it was released, it made its way home to its nests, a distance of 930 miles if it flew in a straight line.<br /><br />Migrating birds offer an even more amazing example of this ability. There are swifts and house martins that migrate from England to South Africa every year. They not only return to England the next spring, but may of them come back to nests in the very same house they nested the year before. They not only return to England the next spring, but many of them come back to nests in the very same house they nested the year before. They fly the incredible distance of 6,000 miles, one way.<br /><br />Certain types of butterfly migrate, too, and find their way home over long distances. In the tropics one can sometimes see the great mass flights of butterflies all flying steady in one direction. They may go a thousand miles and more and then return again in another season.<br /><br />Despite all the efforts that have been made to explain how these creatures find their way home, we still have no sure explanation. Since many of the birds fly over great bodies of water, we cannot explain it by saying they use landmarks to guide them. Just to say they have an "instinct" does not really explain the right conditions. The reason they do it may be to obtain food or to reproduce under the right conditions. But the signals and guideposts they use on their flights are still a mystery to man.<br /><span class="fullpost"><br />In Indonesian :<br /><blockquote>Salah satu hal paling misterius di alam adalah kemampuan makhluk hidup tertentu untuk menemukan jalan pulang. Kadang-kadang mereka harus menempuh perjalanan yang luar biasa jauh.Burung bukan satu-satunya hewan yang bisa melakukan ini. Lebah, belut, dan salmon juga mampu kembali ke tempat khusus setelah melakukan perjalanan<br /><br />Sebagian besar migrasi bertempat antara tempat pertama kali belajar dan daerah dimana mereka mencari makanan. Untuk beberapa hewan, contohnya lemming, mereka melakukan perjalanan satu arah. Para ilmuan menyebut ini movement emigration (gerakan pemboyongan), karena hewan ini tidak pernah kembali ke rumahnya. Untuk hewan lain seperti burung, migrasi mereka termasuk perjalanan pulang. Burung berpindah dalam migrasi yang berperiode, atau dalam waktu-waktu teratur dalam hidupnya, dan sering ke tempat yang sama setelah setahuan.<br /><br />Banyak percobaan yang telah diusahakan bersama unggas untuk menemukan petunjuk apa yang menuntun mereka dalam perjalanan pulang. Dalam kasus ini, tujuh burung walet dibawa sejauh 400 mil dari rumah mereka. Ketika mereka bebas, lima di antaranya kembali ke sarangnya. Dalam kasus lain, jenis burung laut tertentu dibawa dari sarang mereka di pantai Wealsh ke Venice dengan pesawat. Ketika mereka dilepaskan, mereka membuat jalan pulang ke sarangnya, jaraknya sejauh 930 mil jika mereka terbang dalam garis lurus.<br /><br />Migrasi burung menawarkan lebih banyak contoh luar biasa mengenai kemampuan ini. Ada Swift dan House Martins yang bermigrasi dari Inggris ke Afrika Selatan tiap tahun. Mereka tidak hanya kembali ke Inggris musim semi berikutnya, tapi banyak di antara mereka kembali ke sarangnya yang sama yang mereka sarangi sebelumnya. Mereka terbang dalam jarak luar biasa, 6000 mil dalam satu arah.<br /><br />Kupu-kupu jenis tertentu juga bermigrasi dan menemukan jalan mereka pulang melalui perjalanan jauh. Di daerah tropis kadang-kadang bisa ditemukan jumlah besar kupu-kupu terbang mantap dalam satu arah. Mereka mungkin pergi ratusan mil atau lebih dan kemudian kembali lagi di musim lain.<br /><br />Bertentangan dengan semua usaha yang sudah dilakukan untuk menjelaskan bagaimana makhluk ini menemukan jalan pulang, kita masih tdak memiliki penjelasan yang meyakinkan. Sejak banyak burung terbang di atas air, kita tidak bisa menerangkan dengan mengatakan mereka menggunakan tanda di tanah untuk memandu mereka. Hanya mengatakan mereka memiliki "instinct" tidak benar-benar menjelaskan kondisi yang sesungguhnya. Alasan mereka melakukannya mungkin untuk memperoleh makanan dan bereproduksi di bawah kondisi yang baik. Tapi sinyal dan petunjuk jalan yang mereka gunakan untuk penerbangan mereka adalah mistery untuk manusia.</blockquote><br /></span>scorvgirlhttp://www.blogger.com/profile/03202825113465994672noreply@blogger.com0